Jumat, 31 Mei 2013
Ecpi + Smart modem, Teman Setia Saya!!!!
Kalau ditanya soal benda kesayangan,
saya pasti langsung jawab: “Si Ecpi”. Ecpi
ini merupakan notebook kedua saya. Notebook ini surprise dari suami tercinta 2
tahun silam. Tadinya notebook itu mau dia pake biar lebih praktis, tapi mungkin
dia kasihan melihat saya dan adik yang baru masuk kuliah gantian pake laptop,
hingga akhirnya laptop saya wariskan ke adik supaya dia lebih nyaman
belajarnya.
Tulisan ini "Diikutsertakan dalam event Giveaway Wedges, Buku, dan Kaos di www.argalitha.blogspot.com"
Hal yang lucu pernah terjadi
dengan si Ecpi ini, ketika saya sedang ngetik, tak sengaja menyentuh layarnya,
dan ternyata bereaksi!!! Oh My
God,,,,ini terjadi setelah 3 bulan saya pake,,,,ndesoo banget ya si gua :D, soalnya
suami gak pernah bilang kalau itu notebook touchscreen (ternyata si Ecpi ini
merupakan bonus kerjaan dari bosnya, so suami ga tau detail speknya, karena ga
beli sendiri) , dan saya pun tak pernah googling tentang notebook type itu. Well,
saya makin jatuh cinta deh sama teman setia saya ini karena berbagai kemudahan semakin
kudapatkan.
Ecpi tersayang
Si Ecpi membantu saya membereskan
tugas-tugas kuliah dan menyelesaikan skripsi setahun silam, meski kadang-kadang
dia nge-hang karena jarang diistrirahatkan. Ketika sedang menyusun skripsi pula
saya dinyatakan positif hamil, hingga Si Ecpi pun ikut menemani hari-hari
kehamilan saya, ketika saya harus di rumah terus dengan si jabang bayi, menemani saya ketika
menunggu suami pulang kerja, menemani saya ketika harus membantu menyelesaikan
pekerjaan suami, menemani saya meskipun hanya sekedar bermusik sambil
beres-beres rumah. Ketika mumet juga, saya bisa bermain game sepuasnya di si
Ecpi ini. Dengan kapasitas penyimpanannya yang lumayan gede, Saya bisa simpan
stock film yang banyak, bisa simpan foto-foto perjalanan hidup saya dan
dokumen-dokumen penting lainnya. Apalagi ketika Si Ecpi tersambung ke internet ,
banyak ilmu yang ku dapat, banyak hal-hal baru yang ku temukan. Saya bisa
berinteraksi dengan teman-teman meskipun berjauhan melalui jaringan sosmed.
Jika ada pertanyaan dari
teman-teman, bukannya sekarang sudah ada smartphone hingga lebih praktis kalau
dibawa kemana-mana? Saya dengan lantang akan menjawab : ”Saya merasa kurang
nyaman dan gak leluasa (mungkin karena layarnya yang kecil dan keterbatan-keterbatasan
lainnya) So, tas saya pasti akan selalu berat kalau keluar rumah, karena saya
pasti bawa si Ecpi. Apalagi baterainya itu lho, meskipun sudah bertahun-tahun,
tetap saja bersahabat, bisa bertahan kurang lebih 5 jam. Makin sayang,
sayang,,,dan sayang banget deeeeehhh.
Pernah suatu malam ketika rumah
saya dimasuki maling, hal yang paling pertama teringat tentu saja si Ecpi!!! Tapi
Alhamdulillah si Ecpi selamat meskipun laptop suami dan 3 handphone kami
berhasil digondol maling. Mungkin Tuhan
menakdirkan si Ecpi akan selalu menemani saya, menjadi teman setia saya hingga
dia tidak bisa dioperasikan lagi (mudah-mudahan dia tidak rusak hehehe).
Amiiiin.
Tulisan ini "Diikutsertakan dalam event Giveaway Wedges, Buku, dan Kaos di www.argalitha.blogspot.com"
Usia 23???? Banyak Hikmah!!!!!
Usia 23????
Semakin menyenangkan ketika usia kehamilan sudah menginjak usia 9 bulan, tak sabar rasanya untuk segera bertemu dengan si buah hati. Hampir tiap saat aku ajak dia berbicara, mengelus-ngelusnya, dan dia selalu memberikan respon dengan menendang atau menyikutku dengan gerakannya yang lincah. Aku selalu putarkan dia musik klasik, murrotal dan lain sebagainya. Aku merasa dia sangat aktif dan sehat (rutin periksa ke dokter).
Idaman persalinanku adalah homebirth dan gentlebirth. Meskipun suami melarang keras aku melahirkan di rumah, tetapi aku bersikeras hingga suami mengalah. Hari yang ku nantikan tiba, setelah 2 hari 2 malam berjuang dengan gelombang cinta yang menghantam, akhirnya si buah hati lahir. Dia hanya menangis sebentar, dan kemudian segera dilahiran ke rumah sakit karena dia kemasukan lendir-lendir sehingga sulit bernafas.
Usia 23 bagiku sangat spesial sekali, dimana banyak berkah
yang ku dapat. Di usia 23 tahun aku berhasil lulus tepat waktu dengan predikat
cumlaude. Satu-satunya yang lulus duluan di kelas, dan 9 orang dalam satu
angkatan. Setelah sebelumnya saya apatis untuk bisa lulus, karena waktuku
terbagi untuk mengurus suami dan anak (anak dari pernikahan pertama suami
saya). Dan yang lebih spesial adalah alhamdulillah aku diberi kepercayaan oleh
Allah SWT mengandung anak pertama, setelah kurang lebih 3 tahun menunggu (aku
menikah muda, ketika usia 20 tahun). Aku
merasa itu adalah kado terindah di ulang tahunku yang ke 23. Lengkap sudah
kebahagiaanku, apalagi ketika itu aku dan suami juga alhamdulillah diberi
rezeki untuk memperluas bangunan rumah mungil kami.
Wisuda, ketika hamil 2 bulan
Masa kehamilan adalah hal yang sangat LUAR BIASA. Hari-hari
kehamilan aku lewati dengan sukacita, meski banyak perubahan dalam kebiasaan
dan tingkah laku yang terjadi. Di trimester pertama aku sempat tidak
bangun-bagun dari tempat tidur. Aku juga tidak kuat untuk memasak buat anggota
keluarga di rumah, karena baunya itu lho, langsung mual dan muntah. Tetapi
alhmdulillah, suami, mertua, dan adik ipar sangat mengerti kondisiku, hingga
aku merasa diperlakukan bak ratu (huekkks ngarep :D). Kondisiku mulai normal di
trimester kedua. Aku begitu menikmati hari-hari sebagai bumil dan berusaha
semaksimal mungkin untuk menjaga dan memberikan yang terbaik untuk jabang bayi.
Semakin menyenangkan ketika usia kehamilan sudah menginjak usia 9 bulan, tak sabar rasanya untuk segera bertemu dengan si buah hati. Hampir tiap saat aku ajak dia berbicara, mengelus-ngelusnya, dan dia selalu memberikan respon dengan menendang atau menyikutku dengan gerakannya yang lincah. Aku selalu putarkan dia musik klasik, murrotal dan lain sebagainya. Aku merasa dia sangat aktif dan sehat (rutin periksa ke dokter).
My first pregnancy, 36w
Idaman persalinanku adalah homebirth dan gentlebirth. Meskipun suami melarang keras aku melahirkan di rumah, tetapi aku bersikeras hingga suami mengalah. Hari yang ku nantikan tiba, setelah 2 hari 2 malam berjuang dengan gelombang cinta yang menghantam, akhirnya si buah hati lahir. Dia hanya menangis sebentar, dan kemudian segera dilahiran ke rumah sakit karena dia kemasukan lendir-lendir sehingga sulit bernafas.
Aku hanya pasrah ketika dinyatakan bayiku meninggal. Sulit
memang menerima kenyataan, bayi yang telah ku kandung selama 9 bulan
meninggalkanku tanpa sempat aku menggendong dan menciumnya. Aku telah dipercaya
untuk mengandung dan melahirkan, tapi aku belum dipercaya untuk membesarkannya.
Tapi itulah takdir tuhan, aku yakin itu yang terbaik.
My first son, Eldan Alvaro Rafassya (Alm.)
Banyak hikmah yang ku ambil dari kejadian ini. Aku jadi
lebih termotivasi untuk lebih dekat kepada Allah dan berusaha untuk tetap
konsisten. Dan aku merasa ini teguran dari-Nya karena aku terlalu percaya diri
segala apa yang aku rencanakan selalu sesuai, padahal tanpa kehendak-Nya, semua
itu tak akan pernah terjadi. Usia 23 mendidik saya untuk lebih dewasa dalam
menyikapi setiap permasalahan yang ada, dan yang lebih penting adalah perlunya TAWAKAL
dan BERSYUKUR!!!! Tawakal dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang
diinginkan dan bersyukur dengan apa yang telah Allah berikan. Bersyukurlah
more,,,more,,,and more,,,yakin Allah akan melipatgandakannya!!!!.
So, buat mba Ayu yang mau ulang tahun, semoga target dan harapan-harapan
di usia 23 tercapai, sukses di pekerjaan, sukses di bisnisnya, dan sukses dalam
mendapatkan jodohnya. Teruslah berkarya (aku salut di usia yang masih muda
sudah banyak berkarya dan berbisnis, sedangkan aku hanya ibu rumah tangga saja
hehehe).
Langganan:
Postingan (Atom)