Jumat, 19 Juli 2013

Meningkatkan Kualitas Hati dan Aktualisasi Diri Pada Bulan Ramadhan


Credit

“Andai Ramadhan ini adalah bulan terakhir untuk sahabat, ceritakan 1 impian yang ingin sekali sahabat wujudkan di bulan ini”.


Impian saya yaitu :

Ingin meningkatkan kualitas hati dan aktualisasi diri!!!!!

Terlepas dari keinginan duniawi yang bejibun, saya rasa bila ini adalah ramadhan terakhir saya, saya ingin benar-benar menata hati saya. Orang terdekat mengatakan akhir-akhir ini saya selalu pintar memojokkan orang dan ada kecenderungan selalu suudzon atau negative thinking. Itu adalah penyakit hati yang sangat mengerikan karena apapun yang kita sangka bisa mempengaruhi cara kita berfikir, cara kita bersikap dan cara kita mengambil keputusan. Pada awalnya saya tidak terlalu menerima dikatakan suudzon, tapi menerimanya sebagai saran untuk memperbaiki diri tentu lebih baik. Suudzon yang dikatakannya – versi saya adalah ketika ada masalah terjadi, saya selalu menyampaikan opsi yang beragam, termasuk dengan kemungkinan terburuknya. Mungkin di situlah yang dia bilang – suudzon, selalu terburu-buru berprasangka terhadap suatu perkara yang belum jelas, atau kalaupun sudah jelas perkara tersebut, saya kurang bijaksana dalam menyikapinya. Apalagi suudzon terhadap Allah SWT dengan bentuk sikap pesimisme, suka mengeluh, dan lain sebagainya. Subhanallah, lengkap sudah penyakit hati saya!

Sejauh ini saya sudah berusaha untuk mengubah pola pikir, berprasangka baik meskipun nantinya sangkaan tersebut salah, saya yakin akan tetap dapat pahala kebaikan, daripada berprasangka buruk, meskipun benar tetap berdosa. Ketika akan  memutuskan sesuatu pun, kini lebih diteliti dan dipahami permasalahannya dulu, kemudian diputuskan dengan kepala yang dingin dan hati yang tenang. Belum ada apa-apanya memang, tapi saya yakin, Allah akan selalu bersama dengan orang-orang yang ingin selalu memperbaiki diri. 

Jika kualitas hati semakin oke, maka pastinya aktualisasi diri pun jadi lebih mudah dilakukan. Ini yang saya mimpi-mimpikan dari dulu, menjalani aktivitas ramadhan dengan benar-benar full ibadah. Bisa tadarus (membaca Al-qur'an dan mengkaji makna Al-qur'an) lebih lama dan serius, memperbanyak shalat malam, i’tikaf, memperbanyak dzikir, doa, dan istigfar, memperbanyak infaq dan shodaqoh. Cara paling mudah adalah dengan berbagi dengan orang-orang di sekitar. Kegiatan memasak untuk berbuka pun dan membagikannya di mesjid menjadi kebahagiaan tersendiri. Ada kenikmatan ketika hasil masakan kita dimakan dengan lahap, ketika binar-binar di mata mereka menunjukkan kekenyangan. Benar-benar senang sekali!

Dan satu hal lagi yang menjadi menjadi tantangan tersendiri bagi saya, yaitu I’tikap.  Selama ini saya belum berhasil melakukannya selama 10 hari. Jika ini ramadhan terakhir saya, saya ingin bisa i’tikaf selama 20 hari seperti Rasulullah SAW pada tahun akan diwafatkannya (HR. Bukhari dan Muslim). Saya juga ingin mendapatkan lailatul Qodar. Sebisa mungkin pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, tepatnya pada malam-malam ganjilnya, saya tidak melewatkannya.

Semoga mimpi saya bisa mengaktualisasikan diri dengan cara melaksanakan rangkaian amal ibadah di bulan ramadhan ini bisa tercapai, dan diberi keistiqomahan untuk melaksanakan amal ibadah yang lain
Amiiin YRA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar